Bandar Lampung, M-TJEK NEWS, Komunitas Odapus (Orang dengan Lupus) Lampung berharap Pemerintah Daerah (Pemda) di Lampung, khususnya pihak Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM), dapat menyediakan alat pemeriksaan kepadatan tulang atau Bone Mineral Densitometry (BMD).

Ketua Odapus Lampung (KOL), Merli Susanti menyebutkan selama ini pasien Lupus selalu melakukan pengecekan kepadatan tulang ke luar Lampung.

Hal itu, membuat mereka harus mengeluarkan biaya atau cost yang relatif tinggi.

” Saya rasa ini sangat penting ya. Kami sangat berharap kepedulian pihak Pemerintah Daerah di Lampung, khususnya pihak RSUDAM ProvinsiLampung, untuk ke depannya agar bisa menyediakan alat BMD,” Kata Merli, dalam keterangannya, saat menggelar Bincang Sehat dalam rangka Hari Radang Sendi Sedunia bertajuk “Apa itu Rheumatik Autoimun” di Aula Rumah Sakit Natar Medika, Minggu (27/10/2024).


Baca Juga : Polemik Di Ponpes Bahril Wahdah Darussalam, Hibah Dari Masyarakat Jadi Sertifikat Hak Milik Ke Pimpinan Pondok


 

“ Sehingga, pasien-pasien Lupus dan autoimun lainnya tidak perlu cost yang terlalu tinggi untuk pengecekan kepadatan tulang yang harus dilakukan di luar Provinsi Lampung,” Lanjut Merli.

  • Bincang Sehat

Sementara itu, terkait bincang sehat dalam rangka Hari Radang Sendi Sedunia, Merli berharap melalui kegiatan tersebut masyarakat bisa mendapatkan edukasi, terutama terkait radang sendi.

“ Kami sangat berharap semakin banyak masyarakat yang sadar setelah terdukasi tentang radang sendi. Sehingga pasien dapat terdeteksi lebih dini,” Pungkas Merli.

Bincang Sehat ini menghadirkan narasumber dr. Rina Kriswiastiny, Sp.PD., K.R., FINASIM seorang dokter speasialis penyakit dalam konsultan reumatologi; dan dr. Tuti Ernawati, M.Gz., Sp.GK. seorang ahli gizi di Lampung.

Terpantau di lokasi, Bincang Sehat tersebut dihadiri lebih dari 100 orang yaitu para anggota KOL yang merupakan Orang dengan Lupus (Odapus) dan juga pendamping Odapus, Orang dengan autoimun (Odamun), masyarakat umum, para pimpinan klinik dan rumah sakit, serta pihak Dinas Kesehatan Provinsi Lampung.

Dalam paparannya, dr. Rina menyebutkan bahwa keluhan nyeri sendi pada usia di bawah 45 tahun bisa menjadi salah satu penanda adanya penyakit autoimun pada seseorang.

Ciri lainnya yaitu, keluhan sakit nyeri pada jari tangan atau kaki yang simetris di kanan dan kiri, beberapa disertai pembengkakan, serta sakit pada punggung.

Menurutnya, keluhan ini dirasakan lebih dari 3 minggu. Ciri itu pula yang dapat dijadikan acuan para dokter di klinik puskesmas selaku Fasiltas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) untuk menentukan butuh tidaknya seorang pasien dengan keluhan nyeri sendi memperoleh perawatan lebih lanjut ke dokter spesialis atau mendapat rujukan.

dr. Rina juga menjelaskan bahwa radang sendi dapat terjadi pada beberapa jenis autoimun, sepeti Lupus, Rheumatoid Arthritis, Ankylosing Spondylitis dan Scheloderma. Komplikasi yang terjadi juga bisa menyerang beberapa organ. Diantaranya yaitu paru dan darah.

Selain itu, konsumsi obat steroid yang merupakan salah satu obat bagi Odapus dan Odamun sangat berpotensi terhadap pengeroposan tulang.

Sayangnya saat ini, di Lampung belum tersedia alat pemeriksaan kepadatan tulang atau Bone Mineral Density (BMD), sehingga pasien radang sendi kerap harus menjalani tes di luar provinsi Lampung.

“ Padahal pemeriksaan berkala kepadatan tulang sangat penting. Untuk dapat diatasi, sebelum tulang benar-benar mengalami pengeroposan dan hidup menjadi tidak berkualitas,” Jelas dr. Rina.

Sementara itu, dr. Tuti Ernawati menjelaskan pentingnya pola hidup sehat dengan gizi seimbang agar para Odamun bisa menjalani hidup dengan lebih sehat. (Redaksi)