Makasar, M-TJEK NEWS — Di balik megahnya gedung salah satu kampus negeri ternama di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, terselip sebuah fakta mencengangkan.
Polisi berhasil membongkar sebuah pabrik uang palsu yang beroperasi di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin.
Temuan ini membuat publik terhenyak, apalagi uang palsu yang dihasilkan mencapai miliaran rupiah.
Kasus ini terungkap dari langkah sigap personel Polsek Pallangga yang sebelumnya menangkap seorang pria pengedar uang palsu.
Awalnya, salah seorang staf kampus UIN yang juga ikut ditangkap Polisi meminta temannya untuk membayarkan angsuran di Pegadaian.
Meskipun saat berada di pegadaian yang tidak disebutkan alamatnya itu kepalsuan uang tidak terdeteksi sinar X-ray, namun muncul sebuah kecurigaan.
Karena curiga, pihak Pegadaian kemudian memeriksa nomor seri uang yang orang tersebut dan ternyata semuanya tidak memiliki perbedaan.
Memastikan yang tersebut palsu, pihak Pegadaian meminta karultu identitas pesuruh staf UIN tersebut. Tanpa menunggu waktu lama, peristiwa itu dilaporkan ke Polsek Pallangga.
Mengantongi laporan, pihak Kepolisian pada 26 November 2024 lalu mendatangi pesuruh staf UIN tadi dan melakukan pendalaman.
Saat diinterogasi, ia mengungkapkan lokasi produksi uang haram tersebut.
Tak disangka, pabriknya berada di dalam area kampus UIN Alauddin, yang selama ini dikenal sebagai institusi pendidikan peradaban.
Polisi pun bergerak cepat dan menggerebek lokasi tersebut. Hasilnya, miliaran rupiah uang palsu dalam pecahan seratus diamankan.
Tak hanya itu, alat-alat canggih yang digunakan untuk mencetak uang palsu juga diamankan.
Lebih mengejutkan lagi, beberapa pegawai kampus turut diamankan karena diduga terlibat dalam operasional produksi uang palsu ini.
Pekan lalu terdapat sejumlah staf kampus diamankan, salah satunya berinisial AI. Hal ini dibenarkan Kapolsek Pallangga Iptu Firman.
“Siap (sudah ditangkap, diamankan di Polres Gowa) coba dikonfirmasi pihak Polres,” kata Iptu Firman, Sabtu (14/12/2024).
Sementara, Kasat Reskrim Polres Gowa AKP Bahtiar saat dikonfirmasi enggan memberikan keterangan lebih jauh mengenai pengungkapan produksi uang palsu itu.
“Sabar dulu yah sodara. Nanti dirilis, masih mau dikembangkan dulu, nanti dirilis di polda,” Bahtiar menuturkan.
Adapun Rektor UIN Alauddin Makassar Prof Hamdan Juhannis juga belum memberikan komentar banyak terkait penemuan kasus besar di kampusnya.
Ia hanya menekankan bahwa pihaknya menunggu hasil penyelidikan pihak Kepolisian agar diungap secara terang benderang.
“Maaf, saya belum bisa menyampaikan (informasi) apa-apa, karena belum ada penyampaian resmi dari polisi ke kampus,” ucap Hamdan dikonfirmasi terpisah.