Proyek Jalan Bumi Kedamaian Menuai Sorotan
Bandar Lampung, M-TJEK NEWS-– Proyek peningkatan jalan milik Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Provinsi Lampung di Kecamatan Bumi Kedamaian, Kota Bandar Lampung, menghadapi sorotan tajam.
Awak media menemukan kondisi aspal Hot Rolled Sheet (HRS) yang dapat diconkel hanya dengan tangan.
Fakta ini langsung menimbulkan dugaan serius terkait gagal mutu dan penyimpangan spesifikasi teknis.
Aspal HRS Mengelupas, Mutu Diduga Gagal
Di lapangan, lapisan permukaan aspal tampak mudah terkelupas, rapuh, dan tidak memiliki daya ikat.
Kondisi ini mustahil terjadi apabila pekerjaan mengikuti prosedur Bina Marga.
Dalam standar teknis, aspal HRS tidak mungkin terkelupas hanya dengan tangan.
Kegagalan seperti ini disebut delaminasi atau loss of adhesion, yang umumnya disebabkan oleh:
- Tidak adanya tack coat
- Pemadatan tidak sesuai
- Suhu hampar tidak standar
- Kadar aspal rendah
- Campuran tidak sesuai job mix formula (JMF)
Kondisi ini bukan kesalahan kecil, melainkan indikasi kegagalan struktur dan potensi kerugian negara.
Papan Proyek Tidak Terpasang di Lokasi
Selain kualitas aspal, tim menemukan tidak adanya papan proyek di lokasi pengerjaan. Hal ini melanggar UU Keterbukaan Informasi Publik (KIP) dan aturan pengadaan barang/jasa pemerintah.
Baca Juga: Material Proyek Jalan Lematang Disorot, Data Lapangan Menjawab
Ketiadaan papan proyek sering dikaitkan dengan upaya menutup informasi mengenai:
- Nilai anggaran
- Sumber dana
- Pelaksana dan pengawas
- Masa kontrak
Pelaksana Proyek Angkat Bicara
Sementara itu, saat dikonfirmasi melalui WhatsApp terkait temuan aspal mengelupas, pihak pelaksana proyek, Yudi, mengatakan:
“Udah sesuai spek semua lah itu,”jelas Yudi dilansir dari RuangInvestigasi.com.
Ketika ditanya soal papan proyek yang tidak ada, ia menambahkan:
“Ada semua, tapi langsung dilepas,” Imbuhnya.
Pertanyaan muncul, mengapa papan proyek dilepas padahal pekerjaan masih berlangsung?
Saat ditanya jenis aspal yang digunakan, Yudi menghentikan komunikasi dengan alasan:
“Nanti saya telepon, ini ada telpon dari Polda,” kata dia.
Respons yang tidak konsisten ini menguatkan dugaan adanya kejanggalan dalam pelaksanaan proyek.
LSM dan Masyarakat Desak Aparat Turun Tangan
Aktivis anti-korupsi menilai kondisi ini tidak boleh dibiarkan. Kualitas aspal yang buruk, papan proyek tidak transparan, serta jawaban pelaksana yang menghindar menjadi sinyal bahwa proyek harus diusut tuntas.
Mereka menuntut:
- Polda Lampung memeriksa pelaksana dan rekanan
- Inspektorat dan APIP segera melakukan audit fisik
- DPKP Provinsi Lampung memberikan klarifikasi publik
Dugaan Kerugian Negara Mengintai
Aspal yang gagal sejak dini (early failure) biasanya menandakan:
- Penghematan material
- Penyimpangan job mix
- Pelaksanaan tidak sesuai kontrak
- Minim pengawasan dari dinas terkait
Jika terbukti, kondisi ini berpotensi menimbulkan kerugian negara signifikan. (**)













