Kolaborasi Desa dan TNI Edukasi Mikroba PA63 ke Petani
Lampung Selatan, M-TJEK NEWS-Pemerintah Desa Sukanegara Kecamatan Tanjung Bintang bekerja sama dengan TNI AD melalui Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Kodiklatad Baturaja untuk menggelar uji coba mikroba PA63.
Kolaborasi ini bertujuan memperkenalkan inovasi pertanian yang ramah lingkungan kepada masyarakat.
Warga dan perangkat desa antusias mengikuti sosialisasi yang berlangsung pada Jumat (8/9/2025) di Balai Desa setempat.
Tim mikroba dari Puslatpur langsung mendemonstrasikan cara kerja mikroba PA63 di hadapan peserta, termasuk kelompok tani dan anggota Koramil 421-09/TJB Kodim 0421/Lampung Selatan.
Kepala Desa Dorong Kemandirian Pertanian
Kepala Desa Sukanegara, H. Heri Tomtomo, S.Sos., menekankan pentingnya mengembangkan pertanian ramah lingkungan tanpa ketergantungan pada pupuk kimia.
“Alhamdulillah, pada hari ini kita melaksanakan sosialisasi mikroba khusus untuk pertanian. Mikroba ini fungsinya untuk mengurai tanah yang sebelumnya tidak humus, insyaallah bisa menjadi humus,” ujarnya.
Ia melanjutkan penjelasan tentang harapannya terhadap perubahan kebiasaan petani di desanya.
“Harapan saya, petani di Desa Sukanegara bisa beralih—yang tadinya menggunakan pupuk terus-menerus—dengan mikroba ini mereka tidak lagi tergantung pada pupuk,” ungkapnya.
Untuk memastikan legitimasi kegiatan ini, Heri menegaskan bahwa seluruh prosedur telah ditempuh sesuai aturan.
“Kami sudah bersurat ke berbagai instansi, mulai dari Kasad sampai ke Bupati. Semua kami beri tembusan agar kegiatan ini tidak disalahartikan oleh pihak lain. Insyaallah ini termasuk bagian dari ketahanan pangan,” tegasnya.
TNI Paparkan Manfaat Mikroba PA63 untuk Lahan Tandus
Serma Rohman dari Puslatpur Kodiklatad Baturaja menjelaskan secara teknis bahwa mikroba PA63 mampu mengaktifkan kembali unsur hara dalam tanah tandus.
“Tujuan kami adalah mengedukasi masyarakat agar mau menggunakan mikroba PA63, karena lahan kita saat ini sudah tandus dan kering. Dengan mikroba ini, tanah bisa kembali sehat dan subur,” jelasnya.

Ia menjelaskan cara membuat fermentasi mikroba dengan menggunakan bahan alami seperti gula aren, kacang hijau, dan daun kelor.
“Setelah diberi makan dengan gula aren, kacang hijau, dan daun kelor, mikroba ini siap digunakan. Bisa disemprot, digelontorkan lewat parit, atau ditabur langsung ke lahan,” lanjutnya.
Efek positifnya pun dapat terlihat hanya dalam waktu singkat.
“Setelah 3 hari, biasanya akan terlihat perbedaannya. Tanah jadi lebih sehat, unsur hara yang tidak terurai bisa diaktifkan kembali,” terang Serma Rohman.
Petani Rasakan Dampak Positif, Tapi Tantangan Masih Ada
Ketua Kelompok Tani Tunas Mandiri, Ari, membagikan pengalamannya saat menggunakan mikroba sejenis. Ia mencatat peningkatan yang jelas pada kualitas tanah dan hasil panen.
“Tanah kita sekarang makin bagus, kualitasnya meningkat, pertumbuhan tanaman pun jadi lebih baik, dan akhirnya hasil panen juga meningkat,” jelas Ari.
Namun ia juga menyoroti bahwa perubahan cara berpikir masih menjadi hambatan utama di kalangan petani.
“Yang masih jadi tantangan adalah pola pikir petani yang masih ortodoks—masih terpaku pada cara-cara lama. Itu yang agak sulit diubah,” tambahnya.
Sukanegara Berpeluang Jadi Desa Percontohan
Pemerintah desa, TNI, dan kelompok tani secara aktif mendukung upaya ramah lingkungan di Desa Sukanegara. Dukungan ini mendorong desa tersebut menunjukkan potensi besar sebagai contoh desa ramah lingkungan.
Jika mikroba PA63 terus memberikan hasil nyata, Desa Sukanegara berpeluang menjadi model percontohan pemulihan lahan kritis di Lampung Selatan. (ARF).













