Lampung Selatan, M-TJEK NEWS – Kepala Sekolah SMKN 1 Tanjung Sari, Yornedi, diduga melakukan tindakan tidak terpuji saat dikonfirmasi terkait kegiatan Kunjungan Industri (KI) yang baru-baru ini dilaksanakan oleh sekolah. Ia diduga mencoba membungkam awak media dengan memberikan “amplop”.
Kejadian itu terjadi saat wartawan mendatangi sekolah untuk meminta klarifikasi atas pemberitaan sebelumnya yang saat ini viral di media online dan TikTok.
Bukannya memberi penjelasan transparan, Yornedi justru mengeluhkan bahwa berita yang beredar “terkesan menyerang sekolah”.
“Berita itu seolah-olah memojokkan sekolah, sampai Kepala Dinas pun jadi kepikiran,” ujar Yornedi di depan wartawan, Kamis (22/5/2025).
Namun anehnya, sebelumnya ia justru memblokir nomor WhatsApp wartawan yang hendak konfirmasi. Sikap itu menambah dugaan bahwa pihak sekolah memang enggan membuka informasi ke publik.
- Dugaan Suap Terungkap di Hadapan Wartawan
Dalam sesi pertemuan, di SMKN 1 Tanjung Sari, pada Kamis (22/5/2025) itu, yang terekam oleh beberapa awak media, Yornedi secara terbuka mengatakan,“Kalau berita itu ditarik rasanya nggak mungkin, yah mungkin hal ini karena miskomunikasi… nanti bapak-bapak kami kasih amplop satu-satu,” Kata dia.
Klik Link TikTok Battikpost official : https://vt.tiktok.com/ZSkdceNW2/
Pernyataan ini sontak memicu dugaan suap atau gratifikasi yang bertujuan untuk mengendalikan pemberitaan.
Padahal, pada kesempatan itu wartawan justru menyarankan agar sekolah menggelar konferensi pers terbuka bersama wali murid, komite sekolah, dan pihak travel agar situasi menjadi terang.
- Paksaan Program dan Beban Wali Murid
Data yang diperoleh M-TJEK NEWS menyebutkan bahwa program KI dinilai membebani wali murid.
Bahkan ada wali murid yang mengusulkan agar kegiatan dilakukan di dalam Provinsi Lampung saja, namun diabaikan pihak sekolah.
Baca Juga: Siswi SMKN 1 Tanjung Sari Bongkar Dugaan Pemaksaan KI
Ironisnya, saran wali murid itu sejatinya sejalan dengan pernyataan Wakil Gubernur Lampung, Jihan Nurlela, yang pada Februari 2025 lalu menghimbau agar KI cukup dilakukan di dalam provinsi demi efisiensi dan pemerataan akses.
- Konten Video Membuka Tabir Dugaan Kecurangan
Sementara, tabir dugaan kecurangan terungkap dalam video yang diunggah oleh Abdul Romi (Ketua Pelaksana KI dan Wakil Humas SMKN 1 Tanjung Sari) di akun Facebook pribadinya yang saat ini tayang dikanal YouTube BattikpostOfficial dan juga tiktok BattikpostOffiicial, terungkap kalimat guru pendamping bahwa mereka sedang “jalan-jalan”.
Lebih mengejutkan, terdengar suara Romi menyarankan siswa meminta uang tambahan ke orang tua jika uang mereka habis di tengah kegiatan. Ini menimbulkan pertanyaan besar soal perencanaan dan tanggung jawab kegiatan.
- Komentar Warganet: Dana PIP Diduga Dipotong
Alhasil dampak viral nya SMKN 1 Tanjung Sari, ditemukan fakta baru yang menarik, M-TJEK NEWS juga menemukan komentar publik di akun TikTok-nya yang menyebutkan bahwa Dana Program Indonesia Pintar (PIP) diduga dipotong untuk membayar SPP.

Jika benar, maka ini bukan sekadar pelanggaran etika, tetapi bisa berujung pada dugaan penyelewengan bantuan negara yang diperuntukkan bagi siswa tidak mampu.
Apa yang terjadi di SMKN 1 Tanjung Sari bukan hanya soal buruknya komunikasi publik. Ini adalah cermin buram dari pengelolaan pendidikan yang tidak berpihak pada transparansi dan kepentingan siswa.
Pihak Dinas Pendidikan Provinsi Lampung diharapkan segera turun tangan. Karena di tengah upaya membangun kepercayaan publik, perilaku seperti ini mencoreng penghargaan nasional yang baru saja diraih – sebagai pengelola PIP terbaik se-Indonesia.
Jika dugaan ini terbukti, sudah sepatutnya Kepala Sekolah segera dicopot dari jabatannya demi menjaga integritas dunia pendidikan.” (ARF).