Bandar Lampung, M-TJEK NEWS, Wakil Ketua III DPRD Provinsi Lampung Maulidah Zauroh sebut Kamapala (Keluarga Mahasiswa Pelajar Lampung) Semarang Provinsi Jawa Tengah, layak mendapatkan asrama Mahasiswa permanen.
Menurutnya, selama ini Kamapala Semarang turut berperan aktif dalam mengenalkan budaya Lampung di tanah rantau.
Termasuk juga turut membranding positif citra provinsi Lampung di luar daerah.
” Saya melihat Kamapala Semarang sangat aktif mengadakan kegiatan untuk mengenalkan budaya Lampung di Kota Semarang. Oleh karena itu, mahasiswa disana (Semarang) harus disupport dengan asrama mahasiswa agar lebih fokus menjalankan tanggung jawab akademik dan tidak terlalu memikirkan tentang tempat tinggalnya,” ujarnya saat audiensi dengan pengurus Kamapala Semarang di Gedung DPRD Provinsi Lampung, Senin (6/1/2024).
Pemerintah Provinsi Lampung sendiri memang sudah memberikan keringanan dengan menyewakan tempat tinggal sementara.
Tetapi hal tersebut sangat terbatas dan mengakibatkan pengurus harus berpindah-pindah tempat sewa setiap beberapa tahun sekali.
Terlebih lagi, beberapa organisasi daerah di pulau Jawa lainnya sudah memiliki asrama permanen yang difasilitasi oleh pemerintah Provinsi Lampung.
Lebih lanjut, perempuan yang akrab disapa Mbak Maulidah tersebut berkomitmen akan mendorong diadakannya asrama permanen untuk mahasiswa asal Provinsi Lampung di Kota Semarang.
” Kami selaku anggota DPRD Provinsi Lampung hanya bisa menyerap aspirasi yang sudah teman-teman Kamapala sampaikan. Saya akan coba sampaikan ke bapak Gubernur terpilih untuk mempertimbangkan pengadaan Asrama Mahasiswa Lampung di Kota Semarang,” sambungnya.
Sementara Rendi Ananda selaku Ketua Umum Kamapala Semarang periode 2023/2025 menyampaikan beberapa hal, perihal pentingnya pengadaan Asrama Mahasiswa Lampung di Kota Semarang.
Menurutnya, Mahasiswa asal Provinsi Lampung di Kota Semarang saat ini sudah mencapai ribuan orang.
” Dengan hadirnya 1.178 mahasiswa yang tersebar di 25 kampus di Kota Semarang dan itu pun masih banyak yang belum terdata, ditambah melonjaknya budget untuk kebutuhan tempat tinggal di beberapa kampus besar. Kami berharap agar segera diadakan peninjauan tentang pengadaan Asrama Mahasiswa Lampung di kota Semarang,” ungkapnya.
Rendi menambahkan, jauhnya geografis antar kampus dan tidak tersedianya tempat untuk menyatukan solidaritas antar anggota dapat mempengaruhi rasa kekompakan dan kekeluargaan.
Hal tersebut juga mempengaruhi kegiatan-kegiatan Kamapala Semarang sebagai duta-duta Provinsi Lampung ditanah rantau.
” Dari ujung ke ujung kampus di Kota Semarang dengan mengendarai sepeda motor butuh waktu 1 jam perjalanan, dan fasilitas saat ini belum mencukupi untuk pertemuan anggota dalam sekala besar. Terlebih lagi untuk berlatih tari dan berdiskusi tentang pengembangan kebudayaan Lampung di Kota Semarang,” pungkasnya.
Kamapala Semarang sendiri merupakan organisasi daerah yang berdiri sejak tahun 2006 di kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah.
Organisasi ini didirikan atas rasa sepenanggungan sesama anak rantau dan atas rasa cinta yang mendalam terhadap Provinsi Lampung.
Kegiatan-kegiatan Kamapala Semarang lebih banyak terkait dengan penampilan budaya Lampung di ibu kota provinsi Jawa Tengah tersebut. (Chandra Prasetya)