Jakarta, M-TJEK NEWS – Sebuah gedung perkantoran yang sedang dibangun di Bangkok, Thailand, runtuh setelah diguncang gempa berkekuatan 7,7 skala richter di Myanmar pada Jumat (28/3/2025).

Berdasarkan hasil investigasi, ditemukan bahwa konstruksi gedung tersebut menggunakan baja yang tidak memenuhi standar keamanan.

Dikutip dari Bangkok Post, Selasa (1/4/2025), dua sampel batang baja yang diambil dari lokasi pembangunan gedung Kantor Audit Negara gagal lulus uji ketahanan yang dilakukan oleh Institut Besi dan Baja Thailand.

Batang baja yang digunakan dalam konstruksi gedung tersebut diproduksi oleh perusahaan yang telah ditutup oleh otoritas Thailand.

Kepala Kelompok Kerja di Kementerian Perindustrian Thailand, Thitipas Choddaechachainun, mengungkapkan bahwa baja tersebut diproduksi oleh pabrik yang telah dihentikan operasionalnya sejak Desember 2024. Namun, Thitipas enggan mengungkapkan nama perusahaan yang terlibat.

Pabrik yang memproduksi baja berkualitas rendah ini, Xin Ke Yuan Steel Co., berlokasi di Provinsi Rayong. Sebelumnya, pabrik tersebut sempat ditutup oleh pihak berwenang akibat insiden kebocoran tangki gas yang mengakibatkan lebih dari 2.400 ton baja disita.

Bangunan yang runtuh tersebut merupakan gedung setinggi 30 lantai, dan menjadi satu-satunya bangunan yang rusak parah di Bangkok akibat gempa tersebut. Tragedi ini menewaskan sedikitnya 12 pekerja dan menyebabkan puluhan lainnya terjebak di dalam reruntuhan.

Penemuan penggunaan baja tidak standar tersebut muncul di tengah penyelidikan lebih lanjut yang dilakukan oleh pemerintah Thailand untuk mengungkap penyebab runtuhnya gedung tersebut.

Pihak berwenang juga berencana untuk mengambil lebih banyak sampel baja dari lokasi pembangunan guna memperkuat bukti terkait kualitas bahan bangunan yang digunakan.

Perusahaan konstruksi yang terlibat, ITD-CREC, merupakan usaha patungan antara Italian-Thai Development Plc (ITD) dan China Railway Number 10 Thailand Co.

Diketahui bahwa China Railway Number 10 merupakan perusahaan asal China yang saat ini juga tengah dalam penyelidikan oleh Departemen Investigasi Khusus untuk menilai apakah perusahaan tersebut menggunakan pemegang saham proksi asal Thailand.

Kementerian Perindustrian Thailand menyatakan akan bekerja sama dengan tim penyelidik untuk mendapatkan hasil yang lebih mendalam tentang penyebab runtuhnya gedung tersebut dan apakah penggunaan baja tidak standar memengaruhi kekuatan struktur gedung.

Penyelidikan ini terus berlangsung, dan diharapkan dapat memberi kejelasan mengenai insiden yang telah merenggut banyak korban jiwa ini. (ARF).