Lampung Selatan, M-TJEK NEWS, Program ketahanan pangan hewani yang seharusnya memberikan manfaat bagi masyarakat Desa Malang Sari Kecamatan Tanjung Sari justru menjadi sorotan.
Pasalnya, program bantuan ketahanan pangan hewani tersebut banyak menuai kritik warga desa setempat.
Bukan tanpa alasan, diketahui program ketahanan pangan hewani tahun 2024 di Desa Malang Sari, berupa ternak kambing.
Yang menjadi kritikan masyarakat adalah harga kambing yang tidak sesuai dengan harga pasaran.
Pada akhirnya, beberapa warga masyarakat Desa Malang Sari menduga adanya mark up anggaran dalam pengadaan kambing tersebut.
” Harga kambing 2 juta mas, infonya dari aparatur desa segitu, kalau harga segitu semisal untuk saya pribadi dengan harga segitu sudah pasti dapat indukan berikut anakannya, bahkan masih sisa itu,” Terang narasumber yang enggan disebutkan namanya kepada media ini, Jum’at, (3/12/2024).
Baca Juga : Ada Dugaan Penggunaan Ijazah Palsu Oknum Anggota DPRD Tubaba Ini Sikap JPKP
Parahnya lagi, lokus penerima manfaat dari program ketahanan pangan yang seharusnya untuk memberdayakan masyarakat kecil sehingga ekonomi meningkat, justru diduga tidak tepat sasaran.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, penerima program ketahanan pangan di Desa Malang Sari diduga hanya menyasar orang-orang dekat kepala desa.
Pilihan sasaran dalam program ketahanan pangan hewani sangat penting untuk memastikan keberhasilan program.
Dengan memilih sasaran yang tepat program akan lebih efektif dalam meningkatkan produksi ternak, pendapatan ternak, dan ketersediaan pangan hewani bagi masyarakat.
Dugaan mark up anggaran pembelian kambing yang dibeli jauh dari atas harga pasaran tentu merugikan keuangan desa dan berpotensi merugikan masyarakat.
Untuk diketahui total kambing yang dibeli menggunakan Dana Desa Malang Sari untuk ketahanan pangan didesa tersebut sebanyak 17 ekor dengan harga Rp 2.000.000., jika dihitung totalnya sebesar Rp 34.000.000,
Sementara jika melihat pasaran harga kambing dari berbagai sumber, kambing yang dibeli Pemdes Malang Sari untuk program tersebut dipasaran diperkirakan hanya dibanderol dengan harga Rp 1.300.000 sampai Rp 1.500.000,-
” Nek aku sing tuku kui harga paling larang Rp 1,3 juta mas (Kalau saya yang beli, itu harga paling mahal Rp 1,3 juta mas,” Ujar warga setempat yang enggan disebutkan namanya.
Diperkirakan ada potensi dugaan Mark Up anggaran, sekitar Rp 5.00.000 sampai Rp 700.000, per ekor atau jika ditotal sekitar Rp 8.500.000 sampai Rp 11.900.000,-
Hingga berita ini diterbitkan Kepala Desa Malang Sari, Asih Supriyati saat dikonfirmasi wartawan belum memberikan tanggapan.
Sama halnya dengan Glinding Kaur Kesra Desa Malang Sari selaku pelaksana program ketahanan pangan tersebut saat dikonfirmasi terkait hal ini juga belum memberikan tanggapan. (Redaksi)