Proyek Bumi Kedamaian Disorot Usai Temuan Kerusakan Cepat
Bandar Lampung, M-TJEK NEWS – Proyek peningkatan jalan di Kecamatan Bumi Kedamaian kembali memicu sorotan publik. Selain kualitas pekerjaan yang buruk, proyek tersebut juga memunculkan dugaan rekayasa opini oleh pihak kontraktor melalui beberapa media.
Temuan itu membuat publik mempertanyakan integritas pekerjaan dan transparansi pihak terkait.
Kerusakan Aspal Muncul Sejak Hari Pertama
Kerusakan jalan yang baru dikerjakan terlihat menonjol karena aspal hanya setebal 1–2 cm, muncul kerisangan dalam tiga hingga tujuh hari, dan dapat terkelupas hanya dengan tangan.
Selain itu, pori-pori besar serta genangan air setelah hujan ringan ikut mempertegas buruknya mutu.
Seorang warga mengatakan, “Belum seminggu, sudah hancur. Aspalnya tipis sekali, paling 1 sampai 2 cm,” kata warga yang enggan disebut namanya.
Temuan tersebut menunjukkan pekerjaan gagal total bahkan sebelum masa pemeliharaan.
Dasar Jalan Diduga Tidak Diperbaiki
Investigasi lapangan turut memperlihatkan dugaan bahwa base course tidak diperbaiki sebelum penimbunan HRS.
Selain itu, tidak ada perataan dasar, pemadatan ulang, penambalan lubang, maupun tack coat.
Seorang pakar menegaskan hal ini sebagai pelanggaran serius dan menyatakan, “Kalau dasar rusak langsung ditimpa HRS, itu bukan membangun jalan. Itu sabotase konstruksi,” jelasnya.
Hilangnya Papan Proyek Picu Dugaan Proyek Siluman
Tidak adanya papan proyek sejak awal pekerjaan membuat publik semakin curiga. Selain itu, papan proyek merupakan elemen wajib untuk memastikan keterbukaan informasi kepada masyarakat.
Hilangnya papan tersebut memunculkan dugaan bahwa nilai anggaran, identitas rekanan, serta konsultan sengaja disembunyikan.
Dugaan Rekayasa Opini oleh Kontraktor
Temuan lain menunjuk pada dugaan bahwa kontraktor berusaha memengaruhi sejumlah media agar menyajikan narasi yang menguntungkan.
Selain itu, beberapa media disebut memuat klaim pekerjaan sesuai spesifikasi, menyebut kerusakan sebagai kondisi normal, dan memoles citra pelaksana.
Seorang aktivis anti-korupsi menilai tindakan tersebut sebagai skema serius, dia mengatakan,“Mengendalikan opini untuk menutupi mutu buruk adalah bagian dari modus pengkondisian proyek. Ini bukan hanya soal konstruksi, tapi soal integritas,” jelasnya.
Pelaksana Menghindari Klarifikasi Teknis
Sementara itu, Pelaksana proyek, Yudi, sebelumnya mengklaim pekerjaan telah sesuai standar. Namun, ia menghindar saat diminta menjelaskan detail ketebalan dan jenis material.
Selain itu, ia memutus komunikasi dengan alasan menerima telepon dari pihak kepolisian. Sikap itu memperkuat anggapan publik bahwa ia tidak menyiapkan penjelasan teknis.
Dinas Perkim Lampung Tetap Bungkam
Hingga kini, Dinas Perkim Provinsi Lampung tidak memberikan tanggapan resmi terkait dugaan tersebut. Selain itu, tidak ada pemeriksaan lapangan ataupun klarifikasi.
Diamnya dinas membuat publik menduga lemahnya pengawasan, adanya pembiaran, atau bahkan indikasi pengondisian internal.
Tuntutan Investigasi Menyeluruh Menguat
Rangkaian temuan yang meliputi kerusakan cepat, dugaan pengurangan material, ketiadaan perbaikan dasar jalan, hingga dugaan rekayasa opini membuat publik mendesak pembongkaran total pekerjaan dan blacklist kontraktor.
Lebih jauh, aktivis meminta Polda Lampung memeriksa pelaksana serta konsultan, Inspektorat melakukan audit investigatif, dan BPKP menghitung potensi kerugian negara.
Kesimpulan: Indikasi Permainan Sistematis
Kasus ini memperlihatkan dugaan adanya serangkaian tindakan sistematis mulai dari kelalaian teknis hingga upaya pembentukan opini publik.
Sementara, kerusakan cepat menjadi puncak dari persoalan yang lebih dalam. Awak media memastikan akan terus mengawal setiap perkembangan dan menampilkan data tambahan dari lapangan. (Red)













