Lampung Selatan, M-TJEK NEWS, Dalam rangka memperingati Maulud Nabi Muhammad SAW 1446 Hijriyah, Dusun V Jati Sari Desa Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung menggelar Safari Maulid.
Kali ini, perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, digelar di Musholla Nurul Yaqin. Sehari sebelumnya, pelaksanaannya juga telah dilaksanakan di Masjid Al-Fallah Dusun V Jati Sari.
Hadir pada kesempatan itu, seluruh Alim Ulama Dusun V Jati Sari, Aparatur Desa, serta muslimin dan muslimat NU dusun setempat.
Pantaun M-TJEK NEWS dilokasi, Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Jati Agung, Kiyai Muhammad Sahaludin Mahfudz didapuk sebagai penceramah pada kesempatan tersebut.
Kyai Sahal mengawali ceramahnya dengan mengajak seluruh Jama’ah yang hadir pada kesempatan itu untuk meniatkan diri mencari ilmu.
Dijelaskan olehnya, jika berangkatnya Jama’ah dari rumah ke Acara Maulid Nabi Muhammad SAW ini, diniatkan mencari ilmu, maka akan dicacat oleh ALLAH SWT sebagai sabilillah, dari berangkat sampai kembali lagi ke rumah.
” Saat Bapak Ibu Jama’ah berangkat dari rumah, malaikat membentangkan sayapnya, menaungi masyarakat Jati Sari yang malam ini mengikuti peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW,” Jelas Kiyai Sahal mengawali Ceramahnya.
Dirinya berpesan, dalam pengajian, jangan sampai jama’ah yang hadir ngobrol sendiri-sendiri, sebaiknya diniatkan mengaji.
Baca Juga : PHBI Dusun V Jati Sari Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 Hijriyah
Ketua MWC NU Jati Agung itu menyampaikan salah satu kutipan dari Sufyan Al-Tsauri yiatu :
أول العلم الصمت و الثاني الإستماع و الثالث الحفظ و الرابع العمل به و الخامس نشره
Artinya : Ilmu itu, pertama diam (memperhatikan), kedua mendengarkan (menyimak), ketiga mengingat, keempat mengamalkan, kelima Menyampaikkannya (menyebarkannya).
” Awalnya ilmu itu diam, maka ketika hadir dimajelis ilmu, yang pertama diam, jangan ada yang ceramah sendiri-sendiri, ngaji itu harus mendengarkan siapa yang menyampaikan? Jangan melihat siapa yang menyampaikan, tapi lihatlah apa yang disampaikan,” Jelasnya.
” Yang kedua, mendengarkan, apa yang disampaikan oleh para Mubaligh dan kiyai tolong didengarkan. Yang ketiga setelah diam dan mendengarkan yaitu Hafalkan, apa yang disampaikan oleh para kiyai tolong dihafalkan, kalau sekiranya susah hafal, upayakan jika hadir di majelis ilmu dicatat,” Lanjutnya.
Kemudian Imbuh Kiyai Sahal, yang ke Empat, setalah diam, mendengarkan, dan menghafalkan,” Yang ke Empat ialah diamalkan atau dipraktikkan. Apa yang kita pelajari malam hari ini, hendaklah kita amalkan dan kita praktikkan dalam kehidupan. Harus diamalkan, supaya menjadi ilmu yang bermanfaat dan ilmu yang barokahh, ” Ujarnya.
” Yang Ke lima Bapak Ibu, adalah menyebar luaskan, sampaikan ilmumu yang kamu dapatkan dari majelis ilmu, kepada keluarga dan kepada tetangga kanan kiri, ” Jelasnya.
Kiyai nyentrik ini juga mengungkapkan bahwa tujuan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah sebagai pengingat.
” Kenapa harus diperingati? Jadi, Bapak Ibu, peringatan itu mengingatkan bagi orang orang yang ingat dan orang-orang yang lupa,” Ujarnya.
Melalui momentum peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini, kita diingatkan, dikenalkan terhadap Nabi Muhammad SAW dan keluarga beliau.
Baca Juga : Fardhu Kifayah Jati Sari Gandeng Ponpes Arraudhatul Wahida, Menggelar Rutinan Ziarah Kubur Ke Tokoh Ulama
Sehingga ketika sudah mengenal Kanjeng Nabi Muhammad SAW maka kita bisa mencintai beliau dengan sungguh-sungguh.
” Bagaimana kita bisa mencintai Nabi? dan keluarga Nabi? kalau kita tidak mengenal Nabi Muhammad SAW dan Keluarganya,” Jelas Kiyai asal Desa Sumber Rejeki Jati Agung itu.
Dalam satu Hadis, Lanjutnya, Rasulullah SAW bersabda :
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ رواه البخاري
Tidak dianggap sempurna iman salah satu diantara kalian, sehingga aku kata Rasulullah lebih dicintai daripada anak orang tua manusia dan seluruhnya. HR. Bukhori.
” Artinya, kecintaan kita terhadap anak-anak kita, orang tua kita dan manusia seluruhnya, jangan sampai mengalahkan kecintaan kita kepada Rasulullah SAW,” Lanjutnya.
” Maka dari itu, kita harus mengenal Rasulullah SAW. Caranya bagaimana? Ya dalam peringatan-peringatan seperti ini, dikenalkan sosok Rasulullah SAW,” Ujar Kiyai Sahal.
Kemudian Kiyai Sahal meneruskan ceramahnya, Bahwa Rasulullah SAW diterangkan dalam surat Al Ahzab Ayat 21 yaitu :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ ٢١
Artinya : Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah.
” Didalam diri Rasulullah SAW itu ada Uswatun hasanah, ada suri tauladan yang baik untuk kita umat Islam, bercerminlah kepada Rasulullah SAW. Maka, Yuk kita pelajari agama kita ini supaya kita betul-betul mengenal Rasulullah SAW,” Paparnya.
Kemudian, ajarkan anak-anak kita supaya mencintai keluarga Nabi. Kita kenalkan siapa ayah, ibunda, kakek, paman, istri dan anak Rasulullah SAW. Ini sangat perlu kita kenalkan supaya anak-anak kita mencintai Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
Selanjutnya, kata Kiyai Sahal, kenalkan juga anak-anak kita dengan Al Qur’an, agar anak-anak kita cinta terhadap Al Qur’an dan menjadi generasi yang Qur’ani.
” Karena Rasulullah SAW itu, Akhlaq nya Al Qur’an, tidak ada manusia yang Akhlaqnya melebihi Rasulullah,” Ujarnya.
Sampai-sampai dikatakan dalam Al Qur’an, pada Surah Al Qolam Ayat Ke 4 :
وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ ٤
Sesungguhnya Engkau Muhammad Diatas Budi pekerti yang agung.
” Akhlaq Kanjeng Nabi itu luar biasa, saking agungnya Akhlaq beliau Al-Qur’an membukukannya,” Jelas Kiyai Sahal.
Kiyai Sahal berpesan, agar anak-anak Dusun V Jati Sari bisa mengenal dan membaca Al-Qur’an, pihaknya menyebut bahwa orang tua wajib mengajarkan Al–Qur’an kepada anak-anaknya.
” Kita wajib mengajarkan Al-Quran kepada anak anak kita. Jika kita tidak bisa, maka titipkan anak-anak kita kepada guru-guru agama yang ada di dusun jati sari,” Paparnya.
Karena nantinya, ketika anak-anak kita sudah bisa membaca Al Qur’an, kelak anak-anak kita inilah yang akan menjadi penyelamat, orang tuanya di Yaumil Qiyamah.
” Mereka adalah investasi kita, calon penyelamat keluarga nanti di hari Qiyamat. Maka anak-anak kita, harus diarahkan ketempat Pendidikan agama,” Tegas Kiyai Sahal.
Pihaknya mengibaratkan, dengan pepatah Jawa,” Enek Pitek kengelihen neng tengah tengah lumbung, Ono mentok mati neng tengah tengah kali (Ada ayam kelaparan ditengah lumbung, ada itik mati ditengah tengah air”
Maknanya, ” Jangan Sampai “ karena dilingkungan kita ini ada TPQ, TPA, Pondok Pesantren, ” kok anak-anak kita tidak bisa membaca Al Qur’an?,” Ungkapnya.
” Maka, Ayo Bapak Ibu sekalian, kalau kita tidak mampu mengajarkan anak-anak kita? kita titipkan anak-anak kita di TPQ, TPA atau Pondok Pesantren, di Jati Sari ini,” Ujar Kiyai Sahal.
Kiyai Sahal melanjutkan, inti dari peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, agar kita semua bisa mengambil hikmah dari Rasulullah SAW.
” Hikmah yang terkandung didalam Maulid Nabi Ini adalah bahwa diutusnya Rasulullah SAW itu untuk seluruh alam. Seperti dijelaskan dalam Surat Al Anbiya ayat 107 :
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ
“Aku tidak mengutus Engkau wahai Muhammad, kecuali untuk membawa Rahmat kasih sayang, untuk seluruh alam”
” Rasulullah SAW itu, bukan cuman untuk umat Muslim saja, Tapi Rasulullah SAW, diutus dimuka bumi ini untuk seluruh alam. Bukan hanya untuk umat Muslim saja, tapi juga untuk Umat Nasrani, Yahudi, Kaum Majusi, dan seluruh alam semesta,” Ujarnya.
Hikmah selanjutnya, kita bisa meneladani Akhlaq Rasulullah SAW, dijelaskan Kiyai Sahal mengutip salah satu hadis.
إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاَقِ”
” Bahwa saya, diutus kata Rasulullah untuk menyempurnakan moral manusia, untuk menyempurnakan Budi Pekerti manusia,” Jelas Kiyai Sahal.
” Karena dengan Akhlaq yang baik, akan menjadi sababiyah kebahagian dunia dan akhirat. Keluarga akan mencintai kita, manusia memulyakan kita, ALLAH SWT pun akan mencintai kita juga,” Ungkapnya.
Kiyai Sahal berharap Jamaah yang hadir dapat meniru dan meneladani Rasulullah SAW. Agar kelak bisa bersama-sama dengan Rasulullah SAW.
Seperti dijelaskan dalam Hadist Riwayat Tirmidzi, Kiyai Sahal menyampaikan :
يَا بُنَيَّ وَذَلِكَ مِنْ سُنَّتِي، وَمَنْ أَحْيَا سُنَّتِي فَقَدْ أَحَبَّنِي، وَمَنْ أَحَبَّنِي كَانَ مَعِي فِي الجَنَّةِ. أخرجه الترمذي رقم
” Siapa yang menghidupkan Sunnah ku, maka sungguh dia telah mencintaiku, dan siapa yang mencintaiku maka dia akan bersamaku di syruga,” Ujar Kiyai Sahal menyampaikan Hadits Riwayat Tirmidzi.
Kemudian, Kiayi Sahal juga menjelaskan mengenai beberapa Sunnah Rasulullah SAW. Seperti Sholat Berjama’ah, Bersedekah setiap hari, dan menebarkan Salam dan Senyum terhadap sesama muslim.
” Ketiga hal tadi, ketika kita hidupkan, sama dengan kita sudah menghidupkan Sunnah Rasulullah SAW. Dan siapa saja yang telah menghidupkan Sunnah Nabi ditengah-tengah kerusakan umat maka baginya pahala 100 orang mati Syahid,” Ujar Kiyai Sahal.
Melalui momentum Maulid Nabi ini, Kiyai Sahal mengajak agar warga Nahdliyyin Dusun V Jati Sari dapat menghidupkan Sunnah Rasulullah SAW.
” Marilah kita ramaikan Musholla kita dan Masjid kita dengan Sholat berjamaah,” Ungkapnya.
Diakhir Ceramahnya, Kiyai Sahal juga membahas mengenai perkataan Imam Junaid Al-Baghdadi seperti di jelaskan dalam Kitab Ihya Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali, bahwa akhlak yang terpuji dapat melambungkan derajat spiritual seseorang di hadapan ALLAH SWT.
Seseorang dengan ilmu dan ibadah pas-pasan tetap dapat mencapai derajat yang sangat tinggi, berkah kemuliaan akhlaknya. Sedangkan kemuliaan akhlak merupakan puncak dari kesempurnaan keimanan kepada ALLAH SWT.
قال الجنيد أربع ترفع العبد إلى أعلى الدرجات وإن قل عمله وعلمه الحلم والتواضع والسخاء وحسن الخلق وهو كمال الإيمان
Artinya : “ Imam Al-Junaid berkata, ‘Empat hal ini dapat mengangkat seseorang ke derajat yang tertinggi meski amal dan ilmunya sedikit. Empat hal itu adalah sabar/murah hati, rendah hati, dermawan, akhlak yang baik. itulah kesempurnaan iman,’” (Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin).
” Ada empat hal, yang dapat meninggikan derajat hamba ke derajat yang tinggi walaupun amal dan ilmunya sedikit. Yang pertama Al Hilmu, artinya Sabar. Hamba yang sabar maka Allah akan tinggikan derajatnya,” Ungkapnya.
” Dekatkan diri kita kepada Allah, karena Allah bersama-sama orang yang sabar,” Lanjut Kiyai Sahal.
Kemudian, Kiyai Sahal menyampaikan Hadits Qudsi :
أنَا اللهُ لآ إِلهَ إِلاَّ أَنَا مَنْ لَمْ يَشْكُرْ عَلَى نَعْمَآئِي وَلَمْ يَصْبِرْ عَلَى بَلآئِي وَلَمْ يَرْضَ بِقَضَآئِي فَلْيَتَّحِذْ رَبًّا سِوَآئِي
Artinya : Aku Allah, tiada Tuhan melainkan Aku, siapa tidak bersyukur atas nikmat-nikmat pemberian-Ku, tidak bersabar atas ujian-Ku dan ridla terhadap kepastian qadla-Ku, maka carilah Tuhan selain Aku.
Yang kedua Tawadhu’ : Rendah hati, Sederhana :
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {مَنْ تَوَاضَعَ لِلهِ رَفَعَهُ اللهُ وَمَنْ تَكَّبَرَ وَضَعَهُ اللهُ}.
Nabi Muhammad SAW bersanda : “ Siapa yang tawadhu’ karena Allah, maka Allah akan mengangkat (derajat) nya (di dunia dan akhirat), dan siapa yang sombong maka Allah akan merendahkannya.”
Yang ketiga Wassakho’ : Kedermawanan,
السَّخِيُّ قَرِيْبٌ مِنَ اللهِ، قَرِيْبٌ مِنَ النَّاسِ، قَرِيْبٌ مِنَ الْجَنَّةِ بَعِيْدٌ مِنَ النَّارِ، وَالْبَخِيْلُ بَعِيْدٌ مِنَ اللهِ، بَعِيْدٌ مِنَ النَّاسِ، بَعِيْدٌ مِنَ الْجَنَّةِ، قَرِيْبٌ مِنَ النَّارِ، وَالْجَاهِلُ السَّخِيُّ أَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنْ عَابِدٍ بِخَيْلٍ. – رواه الترمذى
“ Orang yang dermawan dekat dengan ALLAH, dekat dengan manusia, dekat dengan surga, dan jauh dari neraka. Sedangkan orang yang kikir jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari surga dan dekat dengan neraka. Orang jahil yang dermawan lebih disukai Allah daripada ahli ibadah yang kikir ”
Yang Ke Empat, Husnul Khuluqul : Moral/Akhlaq yang baik, Budi Pekerti yang Baik, Nabi Muhammad SAW Bersabda : ” Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling bagus akhlaknya “
” Mari Bapak Ibu sekalian, kita semua membenahi akhlaq dan etika kita kesiapapun, insya’allah masyarakat kita akan menjadi masyarakat yang damai dan tentram,” Ujarnya.
” Mudah-mudahan, apa yang saya sampaikan menjadi ilmu yang bermanfaat, bagi kita semua. Kalau kita ingin dinaikan derajatnya oleh ALLAH SWT kederajat yang tinggi hendaklah kita menjadi orang yang sabar, rendah hati, dermawan, dan berbudi pekerti luhur,” Ungkap Kiyai Sahal menutup isi ceramahnya.
Untuk diketahui, kegiatan Safari Maulid selanjutnya akan di Gelar di Ponpes Arraudhatul Wahida, pada Senin malam Selasa tanggal 30 September 2024.
Informasi yang didapat awak media, pada kesempatan itu akan dilaksanakan Pawai kembang telur santri Ponpes, kemudian dilanjutkan dengan Maqoman Sholawat Nariyah 4.444, Dzikir Fida‘ dan santunan anak yatim. (Arif)