Jakarta, M-TJEK NEWS – Amerika Serikat dilaporkan tengah mempertimbangkan pengakuan Krimea sebagai bagian dari Rusia.
Hal ini mencuat ketika Presiden AS Donald Trump intens mendorong diskusi perdamaian dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, meskipun hubungan kedua negara sempat memanas akibat konflik Rusia-Ukraina.
Menurut laporan media AS Semafor, diskusi terkait status Krimea belum menghasilkan keputusan final.
Namun, pembicaraan tersebut menunjukkan bahwa Trump membuka opsi penyelesaian konflik melalui pendekatan diplomatik.
Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional, Brian Hughes, menegaskan bahwa Gedung Putih tidak membuat komitmen terkait status Krimea.
“Tujuannya tetap menghentikan kekerasan dan mencari penyelesaian damai untuk konflik ini,” ujar Hughes.
- Trump Berencana Ubah Krimea Jadi Destinasi Internasional
Krimea, yang mayoritas penduduknya berasal dari etnis Rusia, memutuskan bergabung dengan Rusia pada tahun 2014 setelah revolusi yang menggulingkan Presiden Ukraina Viktor Yanukovich. Meski begitu, PBB tetap menganggap Krimea sebagai wilayah Ukraina.
Baca Juga : Pilpres AS 2024 Dimenangkan Donald Trump
Dalam laporan terbaru jurnalis peraih Pulitzer, Seymour Hersh, Trump disebut memiliki rencana besar untuk Krimea. Ia dikabarkan tertarik membangun kemitraan ekonomi dengan Rusia dan menjadikan Krimea sebagai resor internasional utama.
Seorang pejabat Gedung Putih menyebut bahwa Trump berupaya mencabut sanksi terhadap Rusia yang berlaku sejak 2014 dan 2022, demi memperkuat kerja sama ekonomi dengan Moskow.
“Mereka mungkin melakukan hal serupa di Donbass,” tambah sumber tersebut.
- Kerja Sama Energi dan Logam Langka Jadi Fokus Trump
Ketertarikan Trump pada aset Rusia dilaporkan mencakup minyak, gas, serta logam tanah jarang yang belum ditambang.
Baca Juga : Prancis Siap Perluas Payung Nuklir, Rusia Meradang
Strategi ini berbeda dengan kebijakan pemerintahan sebelumnya di bawah Joe Biden, yang lebih fokus pada pendekatan sanksi.
Sejak menjabat pada Januari, Trump dilaporkan mulai merombak kebijakan luar negerinya terhadap Rusia.
Setelah melakukan panggilan telepon dengan Putin pada Februari, delegasi AS dan Rusia bertemu di Arab Saudi dan sepakat menjajaki kerja sama setelah konflik Ukraina terselesaikan.
Pada Selasa lalu, Trump dan Putin kembali berdiskusi mengenai usulan gencatan senjata yang diajukan AS.
Kedua belah pihak sepakat menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi Ukraina selama satu bulan sambil menunggu perkembangan pembicaraan lebih lanjut. (ARF).